1.
Ciri Umum
- Pengertian
Annelida berasal dari kata annulus yang berarti cincin dan oidos yang berarti
bentuk. Dari namanya, Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk
tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang. Annelida dapat hidup
di berbagai tempat, baik di air tawar, air laut, atau daratan. Umumnya hidup
bebas, meskipun ada juga yang bersifat parasit. Cacing ini Filum Annelida
terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan buku-buku
badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas badan
(segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk
mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Terdapat sekitar 12,000 jenis di
laut, air tawar dan daratan, terbagi menjadi tiga kelas.
- Struktur
Tubuh
Annelida adalah hewan triploblastik yang sudah mempunyai rongga sejati
sehingga disebut triploblastik selomata. Annelida memiliki sistem peredaran
darah tertutup, dengan pembuluh darah memanjang sepanjang tubuhnya serta
bercabang-cabang di setiap segmen. Annelida mempunyai bentuk tubuh simetri
bilateral, dengan tubuh beruas-ruas dan dilapisi lapisan kutikula. Cacing ini
terbagi sesuai dengan ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain dibatasi dengan
sekat (septum). Meskipun demikian, antara ruas satu dan lainnya tetap
berhubungan sehingga terlihat bentuk seperti cincin yang terkoordinasi. Sistem
saraf annelid terdiri dari sebuah otak yang terhubunga dengan
serabut saraf ventral, dengan sebuah ganglion di setiap segmen. Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap termasuk faring, lambung, usus, dan kelenjar pencernaan. Pengeluaran dengan nefridia di setiap segmen mengumpulkan zat sampah dari coelom dan mengekskresikannya keluar tubuh.
serabut saraf ventral, dengan sebuah ganglion di setiap segmen. Annelida memiliki sistem pencernaan yang lengkap termasuk faring, lambung, usus, dan kelenjar pencernaan. Pengeluaran dengan nefridia di setiap segmen mengumpulkan zat sampah dari coelom dan mengekskresikannya keluar tubuh.
2. Klasifikasi
a. Polychaeta
Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae.
Parapodia adalah kaki seperti dayung (sirip) digunakan untuk berenang sekaligus
bertindak sebagai alat pernafasan. Setae adalah bulu-bulu yang melekat pada
parapodia, yang membantu polychaeta melekat pada substrat dan juga membantu
mereka bergerak. Cacing kerang, seperti Nereis adalah pemangsa yang aktif. Banyak
yang memiliki kepala yang berkembang baik, dengan rahang bagus, mata dan organ
peraba lainnya.
b. Oligochaeta
Oligochaeta contohnya adalah cacing tanah, yang cenderung memiliki
sedikit setae yang bergerombol secara langsung dari tubuhnya. Cacing tanah
memiliki kepala atau parapodia yang kurang berkembang. Pergerakannya dengan
gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh dibantu dengan setae.
Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan
digunakan untuk pertukaran udara. Cacing tanah adalah pemakan sampah yang
mengekstraks sisa-sisa bahan organic dari tanaha yang dimakan. Faring berotot
menarik makanan ke mulut, makanan yang sudah dicerna disimpan di tembolok lalu
ke rempela.
Sistem pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap
segmen dengan dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom,
dan satu lainnya adalah lubang keluar tubuh. Antar dua lubang itu, tabung
nephridia membuang zat sampah dari saluran peredaran darah.
Darah merah bergerak ke arah dengan sebuah pembuluh darah dorsal dan
dipompa oleh lima pasang jantung (lengkung aorta) menuju pembuluh ventral.
Cacing tanah bersifat hermaphrodit, memilliki testis dengan saluran semen, dan
ovarium dengan penerima semen. Perkawinan dilakukan dengan melibatkan dua
cacing yang saling parallel dalam posisi berlawanan dan saling bertukar sperma.
Setiap cacing memiliki klitellum yang mengeluarkan lendir, untuk melindungi
sperma dan telur dari kekeringan.
c. Hirudinea
Kelas Hirudinea contohnya lintah. Kebanyakan tinggal di air tawar,
tetapai ada yang di laut atau daratan. Setiap gelang tubuh memiliki beberapa
alur mendatar. Lintah memunculkan pengisap anterior kecil sekitar mulutnya dan
pengisap posterior yang besar. Meskipun beberapa diantaranya adalah predator
yang hidup bebas, kebanyakan adalah pemakan cairan. Pengisap darah dapat
mencegah penggumpalan darah dengan zat hirudin yang dikeluarkan dari ludah.
3.
Peranan
Peranan
Platyhelminthes dalam kehidupan :
a.
Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantu
menghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.
b.
Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat
di daerah tertentu dijadikan Sebagai makanan
c.
Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan
atau zat anti pembekuan darah.
0 komentar:
Posting Komentar